Identitas Buku Judul: Aleph Penulis: Paulo Coelho Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2013 Jumlah halaman: 302 halaman. Cerita Singkat Sudut pandang tokoh utama ada penulis sendiri. Di sini penulis menceritakan pengelamannya melakukan perjalanan sejauh 9.288 km, yakni perjalanan melaui jalur kereta api Trans-Siberia, dari Moscow menuju Vladivostok. Penulis melakukan perjalanan bersama orang-orang yang bekerja dengan dirinya penerbit dan editor. Selain itu, ia juga mengajak orang lain yang ia kenal baru saja saat memulia perjalanan tersebut. Sebetulnya perjalanan ini telah dilakukan penulis sebelumnya. Namun, ia melakukan lagi dengan misi untuk menemukan aleph, energi dari kerajaannya sendiri. Di sini penulis menceritakan tempat-tempat yang pernah ia kunjungi, orang-orang yang pernah ia temui dan kenali, hingga pengalaman-pengalaman baik pahit maupun menyenangkan yang ia alami. Hal ini semua ia lakukan untuk menemukan aleph. Keunggulan Novel Penulis benar-benar...
Sumber photo: www.pexels.com |
Malam itu, tepat pukul 20.00 wib, pada grup WA TNB
1-18 GO binaan dari Mbak Pipiet diadakan diskusi mengenai kegiatan menulis bisa
dijadikan sarana terapi bagi penulisnya. Pemberi materi adalah Mbak Artha Julie
Nava. Beliau adalah seorang Branding Strategist dan Social Branding Analisyt.
Beliau juga aktif sebagai salah satu trainer di Sekolah Perempuan dari
Indscript Creative.
Saya sangat terkesan dengan hasil diskusi kemarin. Ternyata
kerja otak itu luar biasa. Apa yang kita pikirkan, sadar atau tidak sadar bisa
menjadi kenyataan. Mangkanya dulu ada film yang tokoh penjahatnya bilang, “be
careful with what you wish for.” Mungkin ini maksudnya, tapi saya sudah lupa
itu film apa 😅 😅
Berikut adalah materi yang kita diskusikan.
==================================================================================
💙 💚 💛 💜 💙 💚 💛 💜 💙 💚 💛 💙 💚 💛 💜 💙 💚 💛 💜 💙 💚 💛 💜 💙 💚 💛 💜 💙 💚 💛 💜
=============================================================
MENULIS UNTUK TERAPI
Terapi menulis (writing therapy) adalah teknik yang
umum digunakan oleh para psikolog atau couch. Mereka menggunakan metode ini
sebagai salah satu sarana terapi bagi klien-klien mereka. Fungsinya yaitu untuk
mempercepat proses penyembuhan atau pemulihan dari sisi psikologis orang. Teknik
ini bukan untuk membuat langsung sembuh, namun ini akan mempercepat proses penyembuhannya.
Terapi dengan cara menulis akan mendorong kita untuk
memahami kenapa peristiwa itu terjadi pada kita, mengapa sebuah problem itu bisa
terjadi, untuk membuat kita dapat membaca ulang suatu masalah yang tengah kita hadapi,
dan membantu kita menemukan titik-titik yang menjadi masalah utama yang
dianggap penting, serta memberikan kesempatan kita untuk mengoreksi cara berpikir
kita. Karena sering suatu problem bisa terjadi karena cara pandang kita yang tidak
tepat. Sehingga kita menanggapi masalah keliru dan akhirnya masalah tersebut
tidak selesai. Terapi menulis membantu kita memahami suatu permasalahan yang
kita sedang hadapi dan membantu kita menemukan benar-benar solusinya.
Terapi menulis ibarat detoks dalam tubuh kita. Perumpamaannya
seperti rumah. Di setiap rumah pasti ada sampah. Entah itu dari kamar, dapur,
atau debu-debu ruang tamu. Nah, sampah ini dimasukkan dalam tempat sampah.
Namun, bila tempat sampah ini tetap disimpan di rumah, rumah akan tetap bau
yang akan mempengaruhi kesehatan kita jika terus-menerus menumpuk sampah di
rumah. Oleh sebab itu, secara teratur sampah-sampah tersebut dikeluarkan. Setiap
hari atau setiap minggu ada petugas yang
mengangkut sampah-sampah kita.
Demikian pula ketika kita melakukan detoks pada
badan. Misalnya selama tiga hari kita tidak memakan apapun kecuali buah dan
sayur. Tujuannya yaitu untuk melunturkan sampah yang ada di dalam tubuh kita,
sehingga organ-organ tubuh kita dapat bekerja optimal. Hal-hal yang
mempengaruhi kesehatan, seperti lemak yang berlebihan, atau junk food dapat
keluar semua dari badan, sehingga kita dapat beraktivitas keseharian menjadi lebih
baik.
Begitu juga terapi menulis (writing therapy),
mendetoks yang ada dalam pikiran kita. Tujuannya adalah untuk melunturkan semua
sampah yang ada dalam pikiran kita. Menulis
sebagai terapi ini untuk bisa mengeluarkan pengalaman yang baik dan pengalan
yang tidak baik. Detoksnya untuk mengeluarkan pengalaman-pengalaman yang
traumatis dan sebagainya, setelah itu untuk dibaca, kemudian dibuang atau
dibakar.
Selain itu, ada juga terapinya memfokuskan pada
pengalaman yang positif. Tujuan dari terapi ini adalah untuk memperkuat
(reinforcement) hal-hal positif yang sebenarnya sudah ada dalam diri kita. Menulis
novel sebagai salah satu media alternatif untuk mengeluarkan apa yang dirasakan
oleh penulisnya pada peristiwa tertentu. Dengan menulis diharapkan orang
tersebut akan menjadi lega, dan dapat menerima keadaan diri sendiri.
Namun, lain halnya bila menulis pengalaman negatif.
Menulis pengalaman negatif ibarat pisau bermata dua. Hasilnya tidak selalu
positif. Ada individu, yang semakin menulis curhatannya, akibatnya semakin
parah. Ia akan semaki terpuruk, semakin sakit-sakitan. Hal ini dikarenakan
menulis hal-hal negatif bisa memperkuat (reinforce) pikiran yang negatif. Oleh
sebab itu, bila terapi dengan menuliskan hal-hal negatif sebaiknya dengan
pendampingan.
Cara kerja otak kita adalah semakin sering sesuatu
itu di ulang, maka sel-sel dalam otak kita akan semakin kuat untuk merekam informasi itu. Apapun yang kita masukkan ke
dalam pikiran kita, baik yang positif maupun negatif, ini akan membentuk cabang-cabang
tersendiri dalam susunan otak kita dan itu akan mempengaruhi cara, sikap, serta
pilihan kita bertindak selanjutnya. Jika yang kita perkuat terus menerus adalah
pengalaman negatif, maka yang kuat dalam otak adalah pengalaman yang negatif
dan besar kemungkinan itu akan membuat kita kembali mengulang hal-hal negatif
itu tanpa disadari.
Sebaliknya, jika yang kita perkuat adalah hal-hal
yang baik, yang menyenangkan, maka di
otak juga yang kuat adalah hal-hal tersebut sehingga ketika kita menghadapi masalah
atau kejadian yang sama, repon kita juga akan sama seperti saat kita senang, bahagia,
sama seperti saat kita mendapatkan pengalaman positif tersebut.
Banyak penelitian menunjukkan, ketika kita mengingat
hal membahagiakan dalam hidup kita, mengingat pengalaman-pengalaman yang
menyenangkan dampaknya dapat mengangkat mood kita menjadi lebih baik. Bahkan
jika pengalamn tersebut ditulis hanya dalam dua menit sehari, itu dapat
memberikan efek luar biasa terhadap mood (suasana hati) kita. Istilahnya adalah
mood booster.
Nah, sekarang marilah kita coba terapkan writing
therapy dengan pendekatan positif. Coba;ah menuliskan satu pengalaman positif,
bisa pertama kali jatuh cinta dengan suami, memiliki anak, pertama kali keluar
negeri, pertma membelikn kendaraan untuk orantua, pertama kali memenangkan
beasiswa, pertama kali mendpaat tender besar. Tuliskan pengalaman yang
menyenangkan tersebut, gambarkan bagaimana peristiswanya, apa yang dirasakan,
suasananya ketika itu, dan mengapa hal itu membuat kita senang luar biasa.
=============================================================================
💙 💚 💛 💜 💙 💚 💛 💜 💙 💚 💛 💙 💚 💛 💜 💙 💚 💛 💜 💙 💚 💛 💜 💙 💚 💛 💜 💙 💚 💛 =============================================================
Jadi, apakah Anda masih mau menuliskan status curhatan baper di medsos ? 😁
Sumber:
- Materi diskusi, "Menulis Untuk Terapi", disampaikan oleh Artha Julie Nava pada WA Group TNB 1-18 GO bimbingan Mbak Pipiet.
Day 27
#TantanganODOP
#Onedayonepost
#ODOPBatch5
Wihh terima kasih infonya. Ssngat bermanfaat.
BalasHapusAmiin....
HapusTerima kasih ,Pak (^_^)