Langsung ke konten utama

Ulasan “Aleph” Karya Paulo Coelho

  Identitas Buku  Judul: Aleph Penulis: Paulo Coelho Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2013 Jumlah halaman: 302 halaman. Cerita Singkat Sudut pandang tokoh utama ada penulis sendiri. Di sini penulis menceritakan pengelamannya melakukan perjalanan sejauh 9.288 km, yakni perjalanan melaui jalur kereta api Trans-Siberia, dari Moscow menuju Vladivostok. Penulis melakukan perjalanan bersama orang-orang yang bekerja dengan dirinya penerbit dan editor. Selain itu, ia juga mengajak orang lain yang ia kenal baru saja saat memulia perjalanan tersebut. Sebetulnya perjalanan ini telah dilakukan penulis sebelumnya. Namun, ia melakukan lagi dengan misi untuk menemukan aleph, energi dari kerajaannya sendiri. Di sini penulis menceritakan tempat-tempat yang pernah ia kunjungi, orang-orang yang pernah ia temui dan kenali, hingga pengalaman-pengalaman baik pahit maupun menyenangkan yang ia alami. Hal ini semua ia lakukan untuk menemukan aleph. Keunggulan Novel Penulis benar-benar seorang

Nayla dan Sepatu Roda

www.pexels.com
Sumber foto : www.pexels.com 

"Bu,  aku mau main sepatu roda," kata Nayla tiba-tiba. "Aku sudah lama tidak belajar sepatu roda."

Sang ibu memandang putrinya yang sedang tidur-tiduran di depan televisi. Hari itu Nayla sedang tidak enak badan. Suhu badannya semalam naik dari pada biasanya,  nafasnya pun sesak. Nayla sering batuk-batuk dari kemarin.

"Nayla mau main sepatu roda?“ tanya ibu kembali karena hampir tidak percaya dengan apa yang dikatakan putrinya.
"Iya, Bu. Sudah lama aku gak main sepatu roda. Biar bisa jalan cepat,  Bu."
Dipegang dahi Nayla oleh ibu. Kemudian ia berkata,  "Oke. Tapi sarapan dulu ya,  lalu minum obat.  Setelah itu boleh main.  Tapi di sini saja,  di teras depan. Jangan jauh-jauh ke taman."

Mendengar hal itu,  Nayla pun menyetujuinya dan segera menghabiskan makan paginya dengan semangat.  Sang ibu pun tersenyum melihat semangat putrinya. Dipandangnya sang buah hati dengan penuh kasih sayang sambil berdoa dalam hati,  "semoga kamu cepat sembuh ya nak,  agar bisa main -  main lagi."

Setelah sarapan,  Nayla segera mengambil tas sepatu rodanya. Dibawanyalah ke pintu teras depan, kemudian langsung ia gunakan. Sepatu roda berwarna merah jambu.  Sepatu itu diberikan ayah saat Nayla berusia 8 tahun sebagai hadiah ulang tahunnya.

Nayla sendiri yang memilih sepatu itu.  Nayla selalu menggunakannya saat sore hari di taman saat itu ditemani ayah dan kakaknya. Namun bermain sepatu roda menjadi jarang ia lakukan semenjak musim hujan ini.

Nayla pun mulai berhati-hati berjalan ke teras,  kemudian perlahan-lahan mengayuhkan sepatu rodanya. Berkeliling ke sana ke mari. Nayla tampak senang sekali.  Sepertinya sepatu roda itu telah memberikan energi yang luar biasa ke dalam diri Nayla.

Semakin cepat Nayla mengayuh sepatu rodanya. Sesekali terdengar suara-suara ekspresi kegembiraan dari mulutnya. Nayla sudah tidak merasa lemas lagi. Bermain sepatu roda telah membantunya sembuh dan riang kembali.

Day 33
#TantanganODOP
#Onedayonepost
#ODOPbatch5

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kan Ku Panjat Tebing Itu!

Nayla beraksi Hari itu adalah hari Sabtu.  Kebetulan Sabtu pagi itu kami semua tidak ada kegiatan belajar dan mengajar.  Akhirnya kami memutuskan untuk mencoba kegiatan rock climbing di Plaza Festival,  Jakarta.  Sudah lama aku tidak mengunjungi daerah itu.  Terakhir ke sana saat aku masih mengerjakan skripsi,  mencari bahan landasan teori di perpustakaan Soemantri. Itu sekitar 20-23 tahun yang lalu! 😱 😆 Sudah banyak perubahan yang terjadi di sekitar Kuningan, jalan H.R Rasuna Said.  Dengan mengendarai motor, kami celingak-celinguk mencari gedung Plaza Festival.  Tak lama, kami pun menemukannya.  Segera saja memutar balik arah motor menuju pintu masuknya lalu parkir. Terus terang,  suasana di belakang Plaza Festival tidak banyak berubah.  Beda sekali dengan tampak depannya.  😁  Kami pun langsung menemui salah seorang kenalan yang mengenalkan dengan kegiatan panjat tebing ini. Kami tiba di sana pk. 07.00.  Masih pagi.  Belum ada penonton.  Hanya orang yang bertanggung jaw

Happy Swimming!!!

Senang Berenang               Siapa sih yang tidak menyukai olah raga air yang satu ini? Olahraga ini memiliki banyak peminatnya… mulai dari anak-anak sejak usia dini hingga orang lanjut usia pun. Hal ini dikarenakan banyak orang sudah mengetahui manfaat dari olahraga air, terutama berenang. Berenang mampu melatih kelenturan tubuh kita, daya tahan terhadap suhu air, serta ketenangan psikis ketika mampu menikmati gelombang air saat mengapung dengan tenang. Tidak dimungkiri bahwa olahraga air ini juga bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi awal yang mencobanya. Misalnya merasakan suhu air yang teramat dingin, merasa air masuk kedalam telinga, ataupun tersedak saat berenang, hingga resiko yang paling berbahaya adalah mendadak mengalami kram otot saat di dalam air, hingga tenggelam. Resiko-resiko ini dapat diminimalkan bila kita mengetahui langkah-langkah berenang yang aman. Langkah-langkah tersebut adalah: 1. Selalu menggunakan peralatan renang ketika akan ber

Review Buku Sketsa Negeri Para Anjing

  Judul: Sketsa Negeri Para Anjing Penulis: Shabrina Cetakan pertama: Rabiul Akhir 1427 H/ Mei 2006 Penyunting: Sakti Wibowo dan Nurul Hidayati Desain Cover: Arif Yunur Rivan Illustrasi Cover: Ferly Leriansyah Penerbit: Lini Zikrul Remaja (Zikrul Hakim), Jakarta Jumlah Halaman: 160 halaman, uk. 11,5 x 17,5 cm ISBN: 979-9140-34-x      Buku ini merupakan kumpulan cerpen yang sarat dengan nilai religi. Pesan religi disampaikan oleh penulis melalui kisah-kisah yang melekat dalam kehidupan sehari-hari kita. Tak luput pula penulis menyampaikan dengan plot twist yang berbeda-beda. Terkadang membuat pembaca berpikir, siapakah sosok utama dari tokoh yang diceritakan cerpen tersebut.      Diawali dengan kisah seorang ibu guru baru mendaftar ke sebuah sekolah. Namanya adalah Bu Brin. Ia diamanahi mendidik anak berkebutuhan khusus. Dengan berbekal pengalaman mengajar di sekolahnya terdahulu, ditambah dengan kesabaran dan doa yang terus menerus diucapkan, akhirnya Allah membukak