https://www.tulisanshinta.site/2023/10/ulasan-buku-planet-omar-accidental.html “…, but my dad said that Allah knows all the languages in the universe, so we can talk to him whenever we want to.” (page 178). Dikisahkan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, bernama Omar. Ia hidup bersama keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu, adik laki-lakinya yang bernama Esa berusia 3 tahun, kakak perempuan bernama Maryam berusia 13 tahun. Keluarga Omar berasal dari Pakistan, dan mereka menetap di Inggris. Kedua orang tua Omar bekerja sebagai ilmuwan. Permasalahan muncul ketika sang ibu mendapatkan pekerjaan baru di kota lain. Omar sekeluarga harus pindah tempat tinggal. Hal ini yang membuat Omar gelisah sebagai anak laki-laki yang mulai remaja. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan rumah, sekolah barunya, dan tentu saja teman-teman barunya. Apakah Omar dan keluarganya berhasil beradaptasi dengan lingkungan rumah barunya? Apakah Omar memiliki teman di sekolah barunya? Bagaimana Omar menghadapi
BUKBER
#RWCODOP2018
#onedayonepost
@komunitas.odop
Tergesa-gesa aku menuju rumah. Hari sudah sore. Sebentar lagi bedug tiba. Namun karena keterbatasan memori dan padatnya kegiatan selama seminggu ini, aku telah melupakan acara yang telah dinanti-nanti selama beberapa minggu ini. Sore ini aku dan mantan kawan-kawan SMA akan melakukan reuni bersama, sambil berbuka puasa tentunya, setelah lima tahun terpisah dengan kesibukan masing-masing.
Tiba -tiba, entah dari mana, dan bagaimana, Silvia menghubungi ketika aku tengah tenggelam dalam lautan silabus, RPP, LPJ, serta meeting Ramadhan Camp. Sempat berusaha keras untuk menyingat sosok Silvia yang berkata-kata dengan penuh semangat diujung telepon sana tiga minggu yang lalu. Dia menceritakan betapa susahnya menemukan nomor kontakku. Bertanya sana sini hingga membongkar aneka media sosial yang sedang in saat ini hingga yang jadul yang hanya diketahui oleh orang-orang kelahiran tahun tertentu.
Alhamdulillah...kini ia berhasil menemukanku. Bisa kalian bayangkan kan bagaimana bahagianya ia ketika aku mengkonfirmasi kebenaran semua kriteria tentang aku yang is sebutkan selama menelepon? Aku pun akhirnya berhasil menampakkan figur Silvia dalam benakku. Setelah membongkar-bongkar long term memory dan short term memory, akhirnya kutemukan sosok Silvia, perempuan yang saat SMA bertubuh kecil, kulit putih, rambut pendek sebahu, serta selalu melibatkan teman-temannya untuk membuat acara sekolah maupun liburan sekolah bersama.
Kami pun bercakap-cakap panjang kali lebar. Saling menanyakan kabar masing-masing, kesibukan yang sedang dilakukannya, serta akhirnya muncullah ide untuk mengumpulkan semua teman-teman satu kelas kami. Nah, ini pun menjadi berita mengejutkan selanjutnya.
Berhubung aku adalah sosok terakhir yang berhasil ditemukan, akhirnya. Maka Silvia dengan bangganya menentukan tempat reuni di tempat aku tinggal sekarang ini. Waktunya ya sekarang ini saat bukber. Untuk seksi humas, sudah tentu Silvia yang akan mengurus semua kehadiran teman-teman almamater ini.
Selama bulan Ramadhan, sekolah tempatku bekerja memberikan kebijakan para karyawannya untuk pulang pukul 14.00. Namun, memang dasar akunya, masih berusaha membereskan PR-PR masa lalu yang belum tuntas hingga muncul WA dari Bimo menanyakan alamat lengkap acara bukber nanti.
MasyaAllah! Hari ini ada bukber? Aku langsung terperanjat. Melihat jam di dinding hampir waktu ashar. Aku langsung beres-beres. Terdengar suara azan ashar. Aku pun langsung sholat bersama teman-teman yang lain.
Inilah yang membuat aku sekarang berada di posisi ini. Aku berada di tengah-tengah pasar kaget yang penuh dengan orang-orang yang menjual dan akan membeli aneka takjilan, lauk, dan segala pernak-pernik Ramadhan. Sebenarnya aku tidak suka berada di pasar. Silvia pun tahu itu. Makanya, ia langsung memutuskan tempat acara di rumahku. Ini hukuman karena aku sibuk di dalam bumi sehingga mereka kesulitan menemukanku, ungkapnya waktu itu sambil tertawa.
Heeh...ya sudahlah. Demi membahagiakan mereka yang sudah lama tak bertemu, aku pun menyetujui saran Silvia. Jadi disinilah aku berada. Ditengah lautan takjil yang beraneka warna, serta aroma-aroma sedap yang mengguncang kedamaian kerongkongan hingga perutku. Akhirnya kuputuskan saja tuk mengambil beberapa aneka takjilan serta lauk, lalu bersegera beranjak dari situ untuk menyiapkan dan menyambut teman-teman bukber di rumahku.
#RWCODOP2018
#onedayonepost
@komunitas.odop
Komentar
Posting Komentar