Langsung ke konten utama

Ulasan Buku “Planet Omar, Accidental Trouble Magnet” by Zanib Mian

  https://www.tulisanshinta.site/2023/10/ulasan-buku-planet-omar-accidental.html “…, but my dad said that Allah knows all the languages in the universe, so we can talk to him whenever we want to.” (page 178). Dikisahkan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, bernama Omar. Ia hidup bersama keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu, adik laki-lakinya yang bernama Esa berusia 3 tahun, kakak perempuan bernama Maryam berusia 13 tahun. Keluarga Omar berasal dari Pakistan, dan mereka menetap di Inggris. Kedua orang tua Omar bekerja sebagai ilmuwan. Permasalahan muncul ketika sang ibu mendapatkan pekerjaan baru di kota lain. Omar sekeluarga harus pindah tempat tinggal. Hal ini yang membuat Omar gelisah sebagai anak laki-laki yang mulai remaja. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan rumah, sekolah barunya, dan tentu saja teman-teman barunya. Apakah Omar dan keluarganya berhasil beradaptasi dengan lingkungan rumah barunya? Apakah Omar memiliki teman di sekolah barunya? Bagaimana Omar menghadapi

Pandangan Itu...

Kriuk... Kruek... Terdengar suara yang begitu bergemuruh dari dalam perut Ratih. Perut ini sudah sibuk melakukan konser sejak 30 menit yng lalu. Ratih ingin sekali pergi ke warung sate di depan gedung tempat ia bekerja. Namun saat itu hujan deras. Rasa lapar dan dingin menyelimuti tubuh Ratih. Ingin ia bersabar,  menunggu sejenak kedatangan sang pria pujaan hatinya untuk menjemputnya dan makan bersama diiringi bunyi rintikan hujan.  Terkesan romantis bukan?

Tapi tidak! Aku tak tahan menunggu,  maafkan aku,  kekasihku.  Ratih langsung berjalan terburu-buru menuju warung sate Cak Holil, toh hujan sudah mereda. Tak dipedulikannya lagi cipratan lumpur yang mengenai roknya saat berjalan tadi.  Setibanya di sana Ratih langsung memesan.

"Bu,  pesan 15 tusuk sate ayam.  Makan sini ya Bu. " Langsung Ratih duduk di salah satu kursi yang kosong setelah ibu tukang sate mengiyakan pesanannya. Warung kecil itu sedang tidak terlalu ramai.  Hanya ada pasangan ibu dan anak yang tengah menyantap sate di depan Ratih,  dan suami istri di seberangnya sedang menunggu pesanan juga sepertinya,  sambil berbincang-bincang.

Ratih melihat ke kanan dan kiri sekitar meja makannya.  Sayang sekali tidak ada kerupuk putih keriting kesukaannya.  Ratih langsung memutuskan untuk membeli kerupuk di warung kelontong,  hanya beberapa langkah dari warung sate Cak Holil.  "Bu,  saya ke sana sebentar ya.  Saya titip barang-barang saya di sini dulu,"  pamit Ratih pada ibu penjual sate.

Sesampainya di warung kelontong,  Ratih merasakan ada yang bergetar di saku bajunya. Ah... Sang kekasih hati menelepon.  "Yang,  aku bentar lagi nyampe nih," terdengar suara lembutnya di ujung sana.
"Ok.  Tapi nanti tolong jemput aku di Cak Holil aja ya. Aku tadi dah kelaperan sangat. "
" Oh,  kalo gitu,  pesanin aku juga dong. 5 sate kambing,  5 sate ayam,  1 sop kambing,  sama nasi ya. Bentar lagi aku nyampe kok. "
" Ok," jawab Ratih riang.  Segera setelah Ratih mematikan telpon,  membayar kerupuk di warung, ia segera berjalan kembali ke warung Cak Holil. Kali ini hujan telah berhenti.  Ratih tak perlu lagi setengah berlari kembali ke warung sate. 

Sesampainya di tempat penjual sate,  Ratih menyampaikan pesanan sang pujaan hati. "Bu,  sate saya dah jadi?"
"Iya, non. Tuh di situ. "
"Ok,  tambah lagi ya.  5 sate ayam,  5 sate kambing,  dan 1 sop kambing,  pake nasi 1."
"Dibungkus, Non?“
"Tidak, makan di sini."

Seselesainya Ratih berkata demikian, mendadak ekspresi wajah ibu sate berubah.  Ibu sate tertegun,  memandang wajah Ratih dengan seksama untuk beberapa detik.  Terlihat oleh Ratih ekspresi heran namun dibuat biasa,  seperti tidak terjadi apa-apa oleh ibu sate. 

Ratih langsung duduk di kursi dan menyantap sate pesanannya.  Selang berapa lama kemudian, terdengar suara motor yang dikendarai oleh sang pujaan hati.  Ratih melirik ke arah suara tersebut. Ternyata memang si dia,  tengah memarkirkan motornya di salah satu sisi warung.

"Assalamualaikum!" sapanya pada bapak penjual sate yang sedang mengipasi sate pesanan para konsumen. 
"Wa'alaikumussalam," jawabnya. "Oh... Pantes ada ibu.  Ternyata bapak nyusul toh, " katanya setengah tertawa.
Suami Ratih langsung duduk di sebelah Ratih. "Kenapa mereka tampak kayak terkejut gitu?" tanyanya sambil berbisik.
"Hihihi... Aku memang gak bilang ke mereka pesanan yang terakhir untuk ayah.  Pas aku pesan dan untuk makan di sini juga sepertinya mereka heran,  nih si ibu beneran atau dah jadi sundel bolong?  Nah,  pas ayah datang, mereka jadi lega deh.  Terjawab sudah misteri besarnya," jelas Ratih sambil tertawa cekikikan berusaha agar tak terdengar penjual sate. 



Day26
#TantanganODOPkeempat
#Onedayonepost
#ODOPbatch5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Super Blue Blood Moon

Tribunnews.com Berita akan terjadinya gerhana bulan hari ini (Rabu, 31 Januari 2018) sudah tersebar sejak 3-4 hari yang lalu. Teman-teman kecilku di kelas 5 Salman Al Farisi sudah sibuk membincangkannya. Aku pun yang tadinya hanya menganggap sebagai suatu fenomena alam yang biasa terjadi, lambat laun mulai tertarik untuk mengintip secuil informasi mengenai ini. Tahukah kamu kalau fenomena gerhana bulan saat ini adalah kejadian fenomena alam yang luar biasa? Kali ini bulan akan tampak lebih besar daripada biasanya, terjadi gerhana bulan penuh,  serta warnanya merah seperti darah akibat bias dengan cahaya matahari. Bulan pada saat ini benar-benar menunjukkan keelokannya. Tiada yang dapat menandingi kecantikannya ditengah temaramnya malam. "Langit boleh gelap. Namun aku akan senantiasa memberikan secercah cahaya pada kegelapan," ungkap sang Super Blue Blood Moon. 😁 Kita,  sebagai makhluk bumi yang terpisahkan jarak dan waktu dengan sang bulan hanya bisa menikmati sa

Pustakawan dan Laptop Asus Vivobook 14X OLED

Memasuki tahun ajaran baru menjadi tantangan setiap tenaga pendidik di sekolah-sekolah. Mengenalkan kembali adab-adab dalam menuntut ilmu, adab kepada guru, adab bermain, termasuk juga adab dalam menjaga lingkungan sekolah merupakan materi yang harus disampaikan pertama kali pada siswa di awal kedatangan dan sepanjang perjalanan pembelajaran. Tantangan ini tidak hanya menjadi milik tenaga pendidik saja, tapi juga tenaga kependidikan, termasuk saya, seorang pustakawan. Sebagai seorang pustakawan, terutama pustakawan sekolah dasar, ada rasa tanggung jawab untuk melatih keterampilan literasi peserta didiknya bersama para tenaga pendidik lain. Perpustakaan menjadi sarana pendukung pembelajaran di kelas. Dengan adanya Kurikulum Merdeka, perpustakaan semakin berperan penting dalam memperlancar proses pembelajaran ini. Pustakawan menyiapkan media-media yang dapat meningkatkan keterampilan literasi seluruh warga sekolah, yakni siswa, guru, kepala sekolah, juga tenaga administrasi dan tenaga pe

Review Buku Sketsa Negeri Para Anjing

  Judul: Sketsa Negeri Para Anjing Penulis: Shabrina Cetakan pertama: Rabiul Akhir 1427 H/ Mei 2006 Penyunting: Sakti Wibowo dan Nurul Hidayati Desain Cover: Arif Yunur Rivan Illustrasi Cover: Ferly Leriansyah Penerbit: Lini Zikrul Remaja (Zikrul Hakim), Jakarta Jumlah Halaman: 160 halaman, uk. 11,5 x 17,5 cm ISBN: 979-9140-34-x      Buku ini merupakan kumpulan cerpen yang sarat dengan nilai religi. Pesan religi disampaikan oleh penulis melalui kisah-kisah yang melekat dalam kehidupan sehari-hari kita. Tak luput pula penulis menyampaikan dengan plot twist yang berbeda-beda. Terkadang membuat pembaca berpikir, siapakah sosok utama dari tokoh yang diceritakan cerpen tersebut.      Diawali dengan kisah seorang ibu guru baru mendaftar ke sebuah sekolah. Namanya adalah Bu Brin. Ia diamanahi mendidik anak berkebutuhan khusus. Dengan berbekal pengalaman mengajar di sekolahnya terdahulu, ditambah dengan kesabaran dan doa yang terus menerus diucapkan, akhirnya Allah membukak